Perilaku Pemilih Peningkatan Partisipasi Pemilih Pada Pemilu 2024
Jombang, kab-jombang.kpu.go.id – Tingkat partisipasi pemilih yang tinggi menjadi tolok ukur utama suksesnya penyelenggaraan pemilu. Karena mendorong dan menggugah kesadaran Pemilih untuk menggunakan hak pilihnya di TPS (Tempat Pemungutan Suara) dan menghasilkan surat suara yang sah bukan persoalan mudah.
Bincang Cerdas Demokrasi (BICARA) Seri 7 KPU Kota Sukabumi bertema Perilaku Pemilih dan Sosialisasi KPU dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2024, pada Jumat (4/3), mencoba mengurai hambatan rendahnya partisipasi Pemilih dari sudut pandang perilaku pemilih dan beberapa strategi sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Perwakilan Sekretariat KPU Kabupaten Jombang, Yudhita, hadir sebagai peserta.
Webinar melalui zoom meeting mulai pukul 13.00 WIB sampai selesai tersebut, menghadirkan Narasumber yaitu : Anggota KPU Provinsi Sulawesi Tengah, Dr Sahran Raden S.Ag SH MH dan Koordinator Nasional JPPR (Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat) - Nurlia Dian Paramita S.IP MA. Hadir pula menghangatkan diskusi yaitu Anggota KPU Kabupaten Garut - Nuni Nurbayani M.PDi, Ketua KPU Kota Sukabumi – Dra Sri Utami MM, dan Anggota KPU Kota Sukabumi – Ratna Istianah S.Si.
Menurut pemaparan materi oleh Sahran Raden, beberapa problematika partisipasi pemilih dipengaruhi oleh : pengaruh politik dan faktor teknis. Pengaruh politik timbul dari kinerja kinerja partai politik, lembaga legislatif, pejabat publik, jalannya pemerintahan, dan dampak kebijakan. Faktor teknisnya adalah dari tugas KPU memastikan pelayanan pemilih dalam DPT, situasi yang mendukung atau tidak mendukung di TPS, kampanye, dan sosialisasi.
“Tingkat partisipasi pemilu dan pemilihan di Indonesia pada pemilu terakhir yaitu Pemilu 2019 meningkat dari pemilu sebelumnya yang tercatat yaitu pada Pilpres : 81,97 %, DPR DPRD : 81,69 %, dan DPD : 82,52 %,”’ujar Raden.
Nurlia Dian Paramita, Narasumber kedua, menjelaskan tentang kondisi perilaku memilih di Indonesia. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain : Mesin partai berperan siginifikan dalam mobilisasi pilihan politik,bPraktik pemberian uang pada calon pemilih (money politik), Kesamaan agama dan Janji-janji para kontestan .(dy/hupmas)